Puisi 

Bulan Pecah hingga Malam di Rex Hasbi Burman

Hasbi Burman Bulan Pecah Selepas senja angin lirih berkata pada sekeping harapan yang lena menggergaji kelam tenggelam satu-satu kepingan nyenyak dalam dengkur musim sekali-sekali kulik elang Selepas senja ada desah antara patroli angin di jenjang taman budaya hiruk-pikuk sendu mengunyah yang itu-itu belum jemu-jemu rayu haru biru bulan rindu Selepas senja malam temaram kelamnya kelamnya hingar-bingar hati sembunyi di balik cahaya yang tertawa yang merasa lewat cahayanya bulan belah dua jadi kerak sirna Selepas senja cahaya tiarap di punggung sejoli kerak remuk jadi birahi di selangkang sejoli cahaya bulan tiba-tiba…

Read More
Puisi 

Puisi Mustafa Ismail: Jika Aku Harus Pergi

jika suatu saat aku harus pergi karena jarum-jarum malam sudah turun, simpan semua buku yang pernah kita tulis dan baca — jangan pernah menangis karena aku ingin selalu melihat matamu cerlang aku tak pernah ke mana-mana selalu berada di tubir gunung memastikanmu selalu tegak berlari dan berlari, sesekali mengutuk kegelapan yang turun terlalu awal padahal kau masih harus menyusuri rel yang panjang, mungkin sambil menahan sakit kepala karena terlambat sarapan sementara gerbong kereta seperti labirin penuh aroma bacin. aku bukanlah masinis terbaik bagi kereta yang kau tumpungi tapi aku selalu…

Read More
Puisi 

Puisi Tentang Kota Fikar W. Eda

Penyair Fikar W. Eda melahirkan puisi baru. Kali ini sastrawan kelahiran Takengon pada 1966 itu bercerita tentang kota-kota. Sarjana Pertanian dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, itu sehari-hari bekerja sebagai jurnalis di Jakarta. Belum lama ini, magister seni dari Program Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu meluncurkan buku puisi berjudul “Sepiring Mie Aceh, Secangkir Kopi Gayo Bertalam Giok Nagan” di Boulevard Cafe Jakarta, Tanah Abang, Jakarta, Jumat 1 April 2016.

Read More
Puisi 

Waktu Dini Hari Hingga Malam Jingga Deny Pasla

Deny Pasla salah seorang penyair penting di Aceh. Ia memilih arus puitikal berbeda dengan banyak penyair di Aceh seangkatannya yang cenderung “meledak-ledak” dan “frontal” dalam menyampaikan sikap dan kesaksiannya. Sajak-sajak Deny lebih lembut, lebih kontemplatif, bahkan cenderung romantik. Namun itu semua tanpa meninggalkan daya dorongnya untuk menyikapi beragam persoalan di Tanah Rendong.

Read More
Puisi 

Puisi-puisi Herman RN

Herman RN, lahir di Aceh Selatan. Menulis cerpen, puisi, esai, resensi di berbagai media. Saat ini mengajar di Fakultas Sastra, Universitas Fatoni, Thailand. Berikut beberapa puisinya yang kami kutip dari Serambi Indonesia edisi Minggu, 29 Juni 2014. MERAK SELASIH mengembang lunglai di peratas putih menyulut lirih napas dihela sayapnya terkatup menuai risih liur tak berbuih kata dieja saban tahun berganti bersih sebulan tak lebih orang puasa lima waku tambah tarawih mulut bertasbih setiap kala lihat pelapon tiada berdalih umpama buih mengenang dosa keluh sesal dihimpun rintih mengingat tersisih di yaumil…

Read More