Peristiwa 

Kasus Flu Burung di Indonesia Menurun Drastis

Kasus flu burung di Indonesia dalam lima tahun terakhir menurun drastis. Rilis yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian menyebutkan selama tahun 2015 hanya ada 123 kejadian. Padahal, sejak terjadinya virus Avian Influenza (AI) pada 2004 silam, kasus ini telah memakan banyak korban jiwa, unggas hingga melumpuhkan perekonomian para peternak.

Dalam rilis juga dipaparkan, sejak terjadinya wabah AI pada unggas di Indonesia yang dideklarasi pada bulan Januari 2004, kejadian secara bertahap menurun cukup signifikan setiap tahun yakni tahun 2007 sebanyak 2.751 kejadian, tahun 2008 sebanyak 1.413 kejadian,tahun 2009 sebanyak 2293 kejadian, tahun 2010 sebanyak 1502 kejadian, tahun 2011 sebanyak 1.411 kejadian, tahun 2012 sebanyak 546 kejadian tahun 2013 sebanyak 470 kejadian, tahun 2014 sebanyak 346 kejadian dan tahun 2015 sebanyak 123 kejadian.

Dari data yang dipaparkan terlihat kasus flu burung terus berkurang di Indonesia. Bahkan, selama Desember 2015, tidak ada kejadian flu burung yang menular pada manusia.

Namun kejadian yang menyebabkan kematian pada unggas masih terjadi. Selama kuruan Desember (1-31), berdasarkan laporan perkembangan kejadian penyakit AI, melalui hasil Uji Cepat (Rapid Test) positif yang dilaporkan petugas kesehatan hewan respon cepat melalui SMS Gateway, iSIHKNAS dan surveilans investigasi BBV/BV sampai dengan kejadian AI per 31 Desember 2015, yaitu jumlah kejadian sebanyak 12 kejadian di 12 desa pada 8 Kab/kota di 7 Provinsi, yakni:
Di Jawa Barat empat kejadian, tepatnya di Subang ( Kecamatan Dawuan, Kecamatan Tambak Dahan dan Kecamatan Kaum). Kemudian dua kejadian di Provinsi Sumatera Selatan ( di Kabupaten OKU, Kecamatan Baturaja Timur dan Kecamatan Lubuk Batang).

Di Bengkulu ada dua kejadian, yaitu di Bengkulu Tengah, tepatnya di Kecamatan Karang tinggi, dan Kecamatan Bermani Ulu Raya. Sedangkan di Jawa Tengah ada satu kejadian yaitu di Kecamatan Godong, Grobogan.

Di Banten ada satu kejadian, yaitu di Kota Serang tepatnya di Kecamatan Cipocok Jaya. Dan di Yogyakarta satu kejadian, di Kecamatan Umbulharjo. Kemudian di Provinsi Sulawesi Selatan, di kecamatan Pancarijang.
Semua kejadian tersebut menyebabkan kematian unggas sebanyak 7.003 ekor terdiri dari 1.278 ekor ayam kampung, 2.440 ekor itik dan 3.285 ekor puyuh.

“Untuk mengantisipasi kondisi cuaca ekstrim curah hujan tinggi dan kejadian banjir di beberapa daerah di Indonesia yang berpotensi risiko meningkatnya kejadian AI pada unggas, maka telah diterbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 28111/PD.520/F/11/2014 tanggal 28 November 2014 tentang Kesiapsiagaan Pengendalian Penyakit Unggas di Musim Hujan,” demikian rilis yang dikeluarkan.

Kepada masyarakat/peternak yang mengetahui adanya unggas sakit/mati mendadak agar melapor melalui SMS ke Tim Respon Cepat setempat/daerah terdekat atau melalui SMS dan Call Center AI Direktorat Kesehatan Hewan No. 08118301001

Berita Terkait

Leave a Comment