Kuliner 

Mie Caluek, Spaghetti Istimewa ala Aceh

KEKAYAAN kuliner Aceh tak terbatas. Selain peninggalan indatu, ada juga bentuk makanan lain yang mengandalkan kekhasan Aceh, ngetren belakangan. Salah satunya mi caluek. Meski asal-muasal masih belum jelas, ada sebagian orang menyebut kuliner ini perkenalkan dari Caleue, Pidie. Sebutan awalnya adalah “mi caleue”. Lama-kelamaan disebut oleh banyak orang sebagai mi caluek.

Namun, belum ada yang bisa membenarkan tentang itu. Sebab, ada yang berpendapat, dinamakan mi caluek lantaran cara penjual mengambil mi dengan tangan kemudian diletakkan ke piring atau daun pemesan. Terlepas dari pro-kontra nama dan asal makanan ini, mi caluek telah memberian taste baru bagi kuliner Aceh. Bahkan, kini populis hingga menjadi trade mark tersendiri. Pada Serambi Kuliner edisi Sabtu ini, Azwani Awi berbagi kelezatan mi caluek kepada pembaca.(*)

HAMPIR di setiap kawasan di Banda Aceh, terlihat rak atau gerobak yang bertuliskan mi caluek. Masing-masing menonjolkan kekhasan daerah tersendiri. Ada yang menawarkan mi caluek khas Sigli, ada pula yang menjual mi caluek khas Grong-grong.
Di kawasan Jalan T Nyak Makam, misalnya. Ada sekitar tujuh rak dengan dagangan khusus mi caluek. Selain itu, di Peniti, Banda Aceh, terdapat beberapa penjual mi caleuk. Maraknya pedagang mi caluek ini menandakan makanan jenis ini telah diminati oleh penikmat kuliner.
Mi caluk merupakan varian lain dari kuliner mi yang khas di Aceh. Selain terkenal dengan mi Aceh, makanan yang mirip dengan spaghetti ini juga tenar di daerah ini.
Disebut mi caluek lantaran cara pengambilannya dengan tangan tanpa menggunakan alat dan langsung menyentuh makanan. Mi yang telah dimasak sebelumnya itu ditempatkan di tempayan, yang kemudian dicaluek ke dalam piring bila ada yang memesannya. Dalam bahasa Indonesianya disebut merogoh. Sangat unik memang namanya. Tapi, bukan berarti rasanya tak unik. Kuliner khas Aceh ini juga terkenal kelezatannya.
Campuran di mi ini masih mengandalkan bumbu rempah yang khas. Selain itu ditambah campuran saus kacang atau bumbu pecal, dan kuah tertentu yang menjadi pelengkap. Untuk lebih sempurnanya lagi, biasanya mi caluek ini ditambahkan kerupuk tepung merah putih. Bagi yang menyukai rasapedas, jangan lupa tambahkan sambal merah dicampur bawang. Tentunya, akan menambah rasa kian nikmat.
Mie caluk juga banyak disajikan dengan campuran sayur. Tidak banyak juga orang mencampur mi caluek dengan pecal atau lontong. Meski berbeda-beda, tak mengurangi nikmatnya rasa mi yang disajikan.
Salah satu sentra mi caluek yang terkenal yakni di Pidie. Di kabupaten ini, terdapat beberapa tempat yang dikenal kelezatan mi calueknya. Ada di pasar grong-grong, ada pula di alun-alun kota Sigli, dan di keude Meureudu (kini Pidie Jaya). Bila di tempat lain, sering dijumpai mi caluek hanya pada pagi hari.
Paling sering, mi caluek banyak ditemui ketika bulan puasa. Namun dibulan-bulan biasanya di tempat-tempat keramaian mie ini juga sering ditemukan di gerobak-gerobak. Ada juga mie caluk yang keliling kampung di bawa oleh penjual dengan menggunakan sepeda motor.
Sajian mi caluek ini bisa dibilang salah satu kuliner favorit masyarakat Aceh. Kehadiran mi caluek ini pun tidak kalah populernya dibandingkan mi goreng Aceh, mi rebus, dan mi tumis pada umumnya.
Dengan cita rasa khas, mi caluek ini kian meramaikan sajian kuliner khas Aceh.
Bila berkunjung ke Aceh, jangan lewatkan untuk mencicipi mi caluek yang menyerupai spaghetti ini. Bagi Anda yang belum mengetahui bentuk mi caluek, jangan bayangkan spaghetti ala Aceh ini mirip dengan makanan khas Italia. Karena, rasa dari mi caluek lebih menggoda dari mi ala tim nerrazuri itu.
Penasaran, kan, membandingkan rasa mi caluek dengan spaghetti? Jangan kelewatan mencicipinya jika bertandang ke Bumi Serambi Mekkah. Karena kekhasan rasa mi caluek di daerah ini, tak ada di tempat lain. Ingin coba?(*)


RESEP

– 500 gram mie kuning basah/mie lidi
– 150 gram daging sapi, potong dadu
– 1/4kg udang
– 750 ml air kaldu
– 850 cc air
– 4 siung bawang putih, diiris tipis
– 4 butir bawang merah, diiris tipis
– 1 buah tomat, dipotong-potong
– 1 batang daun bawang/seledri, diiris tipis
– 50 gram taoge, bersihkan
– 50 gram kubis/kol, diiris tipis
– 1 sendok makan kecap manis
– 3 lembar daun salam
– 1 sendok teh cuka
– 1 sendok teh garam
– 1 sendok teh lada bubuk
– 1 sendok teh gula pasir
– 1 sendok teh jinten
– 1 batang daun bawang, 1 cm
– Minyak goreng secukupnya
– Emping goreng secukupnya
– Margarin
Bumbu yang dihaluskan:
– 6 butir bawang merah
– 5 siung bawang putih
– 2 buah cabai merah besar, dibuang biji
– 1 butir kapulaga
– 2 cm kunyit, dibakar
– 1/4 sdt jintan
– 1/2 sdt merica bubuk
– Garam secukupnya
Bahan Pelengkap:
– Bawang goreng
– Kerupuk Merah
Cara membuat
– Bawang merah, bawang putih, dan bumbu halus ditumis dengan margarin hingga harum.
– Masukkan daging sapi.
– Aduk dan masak hingga daging berubah warna.
– Tambahkan udang, kepiting, dan air kaldu, lalu aduk rata.
– Masukkan daun bawang, garam, daun salam, dan merica bubuk.
– Masak hingga daging, kepiting, dan udang matang.
– Jika air sudah berkurang dan daging sudah lunak, kecilkan api.
– Masukkan kubis, tomat, dan tauge.
– Tambahkan mi dan kecap manis.
– Aduk hingga semua bahan tercampur rata dan matang.
– Angkat dan sajikan.
Cara Penyajian:
– Siapkan mangkuk, lalu masukkan mie.
– Tuangkan kuah.
– Taburkan bawang goreng di atasnya.
– Sajikan bersama pelengkap.
– Taburkan kerupuk merah

SUMBER:
Tulisan ini dikutip dari Serambi Indonesiaedisi Sabtu, 12 April 2014 dengan judul “Mi Caluek, tak Seperti Spaghetti”.

Berita Terkait

Leave a Comment