Hujan dan Puisi Menutup Festival Puisi Kopi 2024
GUYURAN hujan di sore Senin, 23 Desember 2024, menjadi saksi penutupan Festival Puisi Kopi oleh Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Prof. Dr. Wildan Abdullah. Di bawah tenda kecil di Galeri Kopi Indonesia di Takengon, Aceh Tengah, ia membacakan puisi karyanya, “Mendung Sore-sore”, dengan penuh penghayatan.
“Meskipun tidak bertema kopi, puisi ini adalah tentang rasa dan kenangan, seperti kopi itu sendiri,” ujar Wildan dalam sambutannya. Dengan penuh kehangatan, ia menutup rangkaian festival yang menjadi bagian dari Desember Kopi Gayo 2024.
Kolaborasi Budaya dan Sastra di Tanah Gayo
Festival Puisi Kopi, yang berlangsung pada 21-23 Desember 2024, menghadirkan sekitar 30 penyair dari berbagai daerah di Indonesia. Pembacaan puisi dilakukan di berbagai lokasi ikonik, mulai dari kebun kopi hingga puncak Bur Telege di Takengon, Aceh Tengah.
Mereka yang membaca puisi antara lain Zuliana Ibrahim (Takengon), Endut Ahadiat (Sumatera Barat), dan Swanti (Rokan Hilir), Fikar W. Eda, Devie Matahari, Salman Yoga S, Mustafa Ismail, LK Ara, Fakhrulsyah Mega, Abu Rahmad (Aceh), Taufik Adi Nugroho (Bekasi), Win Gemade, dan lain-lain.
Salah satu momen spesial adalah peluncuran kembali buku Kumpulan Puisi Kopi 1550 Mdpl, sebuah antologi karya 250 penyair yang mengangkat kopi sebagai inspirasi utama. “Buku ini adalah cerminan betapa dalamnya hubungan manusia dengan kopi, baik sebagai sumber kehidupan maupun simbol budaya,” kata Fikar W Eda, inisiator festival.
Dari Kebun Kopi Hingga Galeri
Festival ini dibuka secara teatrikal di kebun kopi milik Koperasi Produsen Jingki Roda Gayo. Siti Salmah, Kunni Masrohanti, dan Muhammad de Putra dari Riau membacakan puisi kolaboratif “Kopimu Pulang, Ine” dengan gaya yang menggugah hati.
Sore harinya, para penyair menuju Bur Telege, kawasan tinggi dengan pemandangan indah Takengon. Pembacaan puisi di lokasi ini disiarkan langsung melalui Instagram, menampilkan seniman seperti Fakhrulsyah Mega dan Devie Matahari.
Dukungan Lokal untuk Sastra
Pada malam hari, Pj Bupati Aceh Tengah, Subhandy, menjamu para penyair dalam jamuan makan malam khas Gayo. Ia menyatakan komitmennya untuk mendukung distribusi buku Kumpulan Puisi Kopi 1550 Mdpl ke sekolah-sekolah dan perpustakaan di wilayahnya.
“Buku ini akan menjadi sumber inspirasi dan referensi bagi generasi muda. Kami bangga menjadi bagian dari gerakan sastra yang berakar pada budaya lokal,” kata Subhandy.
Hujan, Puisi, dan Perpisahan
Penutupan Festival Puisi Kopi 2024 menjadi puncak emosional dari perayaan Desember Kopi Gayo yang dibuka olehPj Gubernur Aceh pada 30 November 2024 di Bener Meriah. Meski hujan terus turun, para penyair seperti Asmira Dieni, Fauzan Santa, dan Sabariah Munthe tetap tampil, membawa pesan yang dalam melalui puisi.
Desember Kopi kali ini dimulai dengan hujan dan diakhiri dengan hujan, seolah alam pun turut larut dalam perayaan sastra dan kopi Gayo. Festival ini tidak hanya menyajikan puisi, tetapi juga mempererat hubungan antara budaya, seni, dan alam Gayo. [R]