Kisah Bocah Angeline di Bali Difilmkan
Kematian tragis Angeline difilmkan. Hingga kini, kasus Angeline masih bergulir di pengadilan. Tanpa menunggu kasus ini tuntas, Citra Visual Sinema memproduksi film dengan judul ‘Untuk Angeline’. Produser Niken Septikasari mengaku sudah mendapatkan izin resmi dari Hamidah, ibu kandung Angeline. Niken mengungkapkan alasan penggarapan film ini didasari misi kemanusiaan dan kepedulian pada masa depan anak-anak Indonesia. Niken tak ingin kisah kematian tragis serupa Angeline ini terulang kembali.
“Rights sudah dapat izin dari ibu Hamidah. Kebetulan saya berteman baik sebelum pembuatan film ini. Saya pemilik hak resmi, urusan itu sudah dipersiapkan secara hitam di atas putih oleh kuasa hukum,” kata Niken Septikasari saat jumpa pers selamatan film ‘Untuk Angline’ di Dapur Sunda, Pondok Indah Mall 1, Lantai Ground, Water Park, Jakarta Selatan, Kamis (7/1/2016).
Lebih lanjut, Niken menerangkan, film ini didasari misi kemanusiaan dan kepedulian pada masa depan anak-anak Indonesia. Ia tak ingin ada kisah serupa Angeline terulang kembali.
“Inspirasi membuat film ini karena saya seorang ibu. Saya peduli terhadap anak-anak khususnya kasus yang menimpa Angeline. Saya membuat film ini dengan niat baik dan tulus,” terang Niken.
Niken tak peduli terhadap hasil akhir penjualan film nantinya. “Yang terpenting masyarakat bisa belajar banyak dari kisah menyentuh ini, “ pungkasnya.
HIGHLIGHT
Demi kepentingan hukum, seluruh nama di film ‘Untuk Angeline’ disamarkan. Ceritanya sendiri akan berpusat pada hubungan ibu dan anak yang tidak biasa. Sang ibu yang memutuskan menyerahkan anaknya untuk diangkat orang lain karena alasan ekonomi, sampai akhirnya bertemu lagi di pemakaman.
“Ceritanya yang kita highlight adalah sudut pandang Ibu Hamidah sampai proses pengadilan. Membayangkan seorang ibu yang sembilan tahun tidak merawat anaknya dan mendengar semua kisah hidup anaknya yang sudah meninggal dari hakim,” ungkap penulis skenario Lelelaila.
“Film ini berbeda dari perspektif hukum dan berita, karena ini lebih ke hubungan antara ibu kandung dan anaknya yang lama tidak bertemu. Dan film ini untuk ibu kandung Engeline yang belum pernah berhenti berjuang di pengadilan sana. Semoga tidak ada Engeline-Engeline lain di luar sana yang mengalami hal serupa,” tambah Lelelaila.
“Aku yakin film ini bisa membuat Engeline tersenyum di atas sana. Semoga film ini juga bisa membuka mata dan telinga kita semua,” ucap Naomi Ivo berharap.
Film arahan sutradara pendatang baru Djito Banyu ini dibintangi Kinaryosih (Midah, ibu kandung Angeline), Teuku Rifnu Wikana (Santo, suami Midah), Roweina Umboh (Terry) dan aktris cilik Naomi Ivo (Angeline). Juga didukung Paramitha Rusasy, Dewi Hughes, Ratna Riantiarno dan Emma Waroka. Jika tak ada aral melintang, film ini akan rilis April 2016 mendatang. [Akhmad Sekhu | moviegoersmagazine.com]