Hikayat Cicem Geureuda
POLEM: Assalamualaikum. Baru saya dapat tadi hikayat droeneuh nyang berjudul Hikayat Cicem Geureuda, nyang Apa Kaoy tulis tanggal tanggal 25 Febuari 2013. Tadi bagus seukali dibaca oleh si Agam saya.
APA KAOY: Bawa kemari. Ka hek lon mita, untong na bak droeneuh mantong.
POLEM: Tapi seubagai hadiah karena saya sudah menemukannya, maka Apa Kaoy harus mau membaca di depan saya seukarang. Saya kan ingin juga memdengarnya.
APA KAOY: Nyan keuh, ba keunoe kuneuk baca. Simak baik-baik, ya?
Garuda turun di tanah luas
Si malem diwa datang menebas
Matamu tajam cakarmu kuat
Tak jadi hinggap takut tersayat
Garuda terbang melayang-layang
Hinggap sekejab di pohon rindang
Dahulu kekar tubuhmu garang
Kini meliuk di awang-awang
Garuda terbang tinggi menjulang
Di awan mega kini terdampar
Cakarmu dulu sangatlah tajam
Kini sayapmu diterpa badai
Garudaaaaa…………………………
Turunlah engkau menyapa bumi
Kepak sayapmu di cakrawala
Dahulu engkau pernah berjanji
Tapak menancap di nusantara
Garudaaaa………………………
Burung pungguk merindu bulan
Bawalah turun sekeping saja
Kalaulah engkau angan tak sampai
Jangan biarkan pungguk merana
25 Febuari 2013.
POLEM: Bak budik, hayeu that. Neu peurunoe lon hai Apa Kaoy, bah lon baca sigo.
APA KAOY: Baca tros, tak perlu saya nyang ajarin Polem.
POLEM: Mendengar hikayat ini saya jadi teringat ke masa kita masih anak-anak dahulu.
APA KAOY: Pakon ji’oh that teingat idroeneuh, Polem?
POLEM: Masa itu, kalau ada seseorang nyang peurangainya sangat kurang ajar maka seseorang itu akan diseurapa dengon kata-kata begini,” Kureung aja, bit-bit kah aneuk geureuda sampoh”.
APA KAOY: Hahaha…., ilon teuingat cit.